Makin tua mana di antara arah Barat atau arah Timur? Jawabnya tentunya makin tua Timur. Di Timur lah manusia pertama kali ada serta seluruh agama dan ilmu dan pengetahuan awalannya berawal dari Timur.
Tetapi skema yang makin tua semakin lebih sukses tidak kerja di Planet Bumi. Seluruhnya berbeda waktu Perang Salib yang berlangsung di era 11 sampai era ke 13 buka mata Negara Eropa jika negara Barat rupanya ketinggalan dalam beberapa faktor dibanding negara Timur. Eropa yang didominasi Kekaisaran Romawi dengan Paus setuju untuk lakukan pengembangan ke daerah Timur. Dunia penjajahan eskpansi juga dipisah jadi 2, utara punya Spanyol serta selatan punya Portugis, karena itu menebarlah beberapa pelaut penjajah ke seantero bumi, untuk memperoleh emas, hasil bumi. ilmu dan pengetahuan, rempah-rempah serta tentunya wilayah kekuasaan. Nusantara (Indonesia) masuk ke kekuasaan Portugis awal tahun 1.500an, tetapi cuman sekitar di Maluku sekelilingnya, lalu pelan-pelan pengembangan ke pulau lain. Agen Judi Slot No 1 Terbaik Dan Terpercaya
Belanda (yang waktu itu masih dijajah Prancis serta masih bergabung dengan Belgia serta Luksemburg) kirim De Houtman bersaudara dalam satu ekspedisi ke Nusantara dengan 4 biji kapal serta 250 awak untuk menjajaki untuk menjajah Nusantara di tahun 1595, dengan menjajaki Banten, Jawa serta Sumatera. Portugis yang dari awalnya telah ada di Nusantara sukses memprovokasi Raja-Raja kerajaan Nusantara untuk menyingkirkan Cornelis, si De Houtman senior, sedang Frederick si Junior mati dalam penjara Sumatera sekalian menulis buku serta puisi. Cornelis juga pulang ke Belanda dengan pasukan yang masih ada.
Diawali JP Coen si pakar akuntansi keji jadi Gubernur pertama kali VOC dalam skema kamar dagang, seterusnya dalam tenggang 3 era seterusnya Belanda dengan semua kemampuannya kuasai Nusantara. Penjajah lain (Portugis, Inggris serta Jepang) cuman berkunjung dalam saat yang sesaat.
Belanda, namanya penjajah, tentu tidak lepas dari dosa kejahatan perang, yakni banyak pribumi Nusantara (yang menantang) dibunuh oleh pasukan Belanda atau mati dalam skema kerja paksa. Selebihnya sebetulnya rakyat Nusantara hidup seperti semula bertani serta berdagang, skema pemerintah ditata oleh Belanda, bahkan juga Belanda mengendalikan skema naik haji beberapa pribumi Nusantara, Belanda kerepotan dengan besarnya ketertarikan pribumi, oleh karena itu untuk mengidentifikasi siapa yang telah naik haji akan dikasih gelar "Haji" di muka namanya pribumi, mengisyaratkan jika telah sekali pergi haji. Skema hukum KUHP juga diaplikasikan Belanda, menjadi pribumi yabg melakukan perbuatan jahat membunuh atau mengambil juga diadili dengan normal.
Tetapi kejahatan paling besar Belanda pada Indonesia ialah usaha pembodohan pada pribumi Nusantara, pembodohan dalam riwayat, pengajaran serta mental. Hakekat sejati dari penjajahan ialah bukan penjajahan kekayaan alam, tetapi penjajahan mental. Penulis dari Swedia Juri Lina, yang di tahun 2004 menulis buku polemis "Architects of Deception- the Concealed History of Freemasonry", memiliki pendapat jika riwayat Indonesia bukan riwayat asli sebab telah dibengkokkan atau disamarkan oleh Belanda. Juri Lina mengutarakan jika ada 3 langkah untuk lemahkan serta menjajah satu negeri :
1. Kaburkan sejarahnya
2. Leburkan bukti-bukti sejarahnya supaya tidak dapat ditunjukkan lebenarannya
3. Putuskan jalinan mereka dengan leluhurnya, sebutkan jika leluhurnya itu bodoh serta primitif.
Pikirkan bila ke-3 hal di atas dilaksanakan dengan stabil sepanjang 3 era di rakyat negeri ini. Belanda betul-betul mengaplikasikan 3 hal di atas. Tetapi di era 19 Belanda mulai lakukan politik balas budi, yakni anak bangsawan memiliki hak memperoleh pengetahuan lewat sekolah. Pikirkan semenjak era 16 sampai 19 bermakna pribumi kita tidak mendapatkan akses pengetahuan serta penjajahan mental. Sesaat bangsa di luaran sana lari kuat.
Di lain perihal negeri ini loyo dalam soal Filologi, kekuatan simpan berkas-berkas riwayat. Saya tidak ingat jika beberapa siswa-siswa di negeri ini sanggup ke museum dengan senang sambil membaca arsip kertas, perkamen atau buku asli (atau tiruan bila ada) dari penulis riwayat, penyair atau apa saja itu yang berusia beberapa ratus atau beberapa ribu tahun. Yang saya ingat cuman arsip asli kertas Proklamasi Kemerdekaan, yang bahkan juga dibikin keburu-terburu tiada tedeng aling-aling pengin merdeka dalam secepatnya.